KARTINI

Minggu, 24 April 2011
            Kartini, siapa yang nggak kenal kartini sih ? wanita yang mempunyai nama lengkap Raden Ayu Kartini ini, berkat dia kedudukan wanita di Indonesia menjadi sama. Kartini dilahirkan oleh keluarga bangsawan jawa, ketika jawa masih menjadi bagian dari kolonial belanda, hindia belanda.
            Kartini adalah anak kelima dari putri tertua kedua dalam keluarga sebelas, termasuk saudara setengah. Kakeknya, pangeran Ario Tjondronegoro IV, menjadi kepala kabupaten pada usia 25, sementara saudara tua sosrokartono kartini adalah seorang ahli bahasa di capai.
            Diantara mata pelajaran yang lain , kartini belajar fasih berbahasa belanda. karena kartini bisa berbahasa belanda, ia mendapatkan beberapa teman belanda. salah satunya seorang gadis bernama rosa abendanon, ia menjadi teman yang sangat dekat dengan kartini.
            Keprihatinan kartini tidak hanya dalam bidang emansipasi wanita, tetapi juga masalah masyarakatnya. kartini melihat bahwa perjuangan bagi perempuan untuk memperoleh kebebasan otonomi dan persamaan hukum itu hanya bagian dari gerakan yang lebih luas.
            Pada tahun 1964, Presiden Soekarno mengumumkan tanggal lahir kartini 21 april, sebagai hari kartini. sebuah hari libur nasional indonesia. keputusan ini telah di kritik. telah di usulkan bahwa kartini harus dirayakan dalam hubungannya dengan hari ibu indonesia, pada tanggal 22 desember sehingga pilihan kartini sebagai pahlawan nasional tidak akan membayangi wanita lain yang tidak seperti kartini, mengankat senjata untuk melawan penjajah.
            Dan sebaiknya, mereka yang mengakui pentingnya kartini berpendapat bahwa tidak hanya itu, kartini seorang feminis yang mengankat status perempuan di indonesia, dia juga seorang tokoh nasionalis, dengan ide-ide baru yang berjuang atas nama rakyat, termasuk di angkat nasional perjuangan kemerdekaan.
            Penerbitan surat-surat kartini, yang di tulis oleh seorang wanita jawa asli, menarik minat besar di belanda dan ide-ide kartini mulai mengubah cara belanda melihat perempuan pribumi di jawa. idenya juga memberi inspirasi bagi tokoh-tokoh penting dalam perjuangan untuk kemerdekaan.
            Dan dalam surat kartini menulis, pandangannya tentang kondisi sosial yang berlaku pada waktu itu. khususnya kondisi perempuan indonesia asli. sebagian besar surat-suratnya protes kecenderungan jawa budaya untuk memaksakan kendali bagi pengembangan perempuan. dia ingin wanita memiliki kebebasan untuk belajar dan belajar. dia juga menggambarkan penderitaan perempuan jawa terbelenggu oleh tradisi. tidak mampu belajar, terpencil, dan harus di persiapkan untuk berpartisipasi dalam pernikahan poligami.
            Keinginan kartini untuk melanjutkan studinya di eropa gagal, dan akhirnya dia berencana untuk belajar di belanda, berubah menjadi rencana untuk perjalanan ke batavia atas saran dari Mrs. abendanon bahwa ini akan menjadi yang terbaik bagi kartini dan adiknya rukmini .
            Namun demikian pada tahun 1903 pada usia 24 ia berencana untuk belajar menjadi guru di batavia. dalam sebuah surat kepada nyonya abendanon, kartini menulis bahwa rencana tersebut di tinggalkan karena dia ingin menikah.
            Mendekati pernikahan kartini, sikap kartini terhadap adat tradisional jawa mulai berubah. dia menjadi lebih toleran. dia mulai merasa bahwa pernikahannya akan membawa keberuntungan bagi ambisinya mengembangkan sekolah untuk wanita pribumi. dalam surat-suratnya, kartini menyebutkan bahwa tidak hanya suaminya yang terhormat mendukung keinginannya untuk mengembangkan industri ukir kayu di jepara dan sekolah bagi perempuan pribumi, tapi ia juga menyebutkan bahwa ia akan menulis buku. sayangnya ambisi ini yang belum di relalisasi sebagai akibat kematian dininya pada tahun 1904 di usia 25 .

0 komentar:

Posting Komentar